Financeroll – Pada perdagangan Jumat (31/10) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 52 poin menjadi Rp 12.030, dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.082 per dolar AS. Pernyataan pemerintah mengenai penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum awal Januari 2015 menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 30 poin berkat aksi beli saham jelang akhir perdagangan. Stimulus Bank Sentral Jepang membuat indeks bursa-bursa di Asia melesat, termasuk IHSG. Penguatan Indeks tertahan oleh aksi jual investor domestik.
Di sisi lain, ekspektasi pelaku pasar uang terhadap data ekonomi domestik yang sedianya akan dipublikan pada awal pekan depan Senin, (3/10) mengenai inflasi Oktober dan neraca perdagangan Indonesia periode September tahun ini diperkirakan membaik. Inflasi diperkirakan di bawah 0,5 persen dan neraca perdagangan kembali mengalami surplus meski belum signifikan seiring negara tujuan ekspor Indonesia seperti Tiongkok masih mengalami perlambatan. Penguatan mata uang rupiah masih dibatasi oleh kondisi eksternal yang cenderung mendukung penguatan dolar AS.
Saat ini Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara maju yang mengalami pertumbuhan ekonomi ekonomi yang baik dibandingkan Tiongkok, Jepang, dan lainnya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat (31/10) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.082 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 12.165 per dolar AS.
Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, IHSG naik tipis 9,216 poin (0,18%) ke level 5.068,065 mengekor penguatan bursa-bursa regional. Aksi beli banyak dilakukan investor asing. Indeks bergerak datar sepanjang perdagangan sesi sore. Sampai muncul aksi borong saham jelang penutupan perdagangan, IHSG pun melesat ke titik tertingginya hari ini. Mengakhiri perdagangan bulan Oktober ini, IHSG menanjak 30,698 poin (0,61%) ke level 5.089,547. Sementara Indeks LQ45 bertambah 7,760 poin (0,90%) ke level 868,051. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 322,751miliar di pasar reguler dan negosiasi. Sedangkan untuk pasar reguler saja nilainya Rp 373,470 miliar.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 199.445 kali dengan volume 4,169 miliar lembar saham senilai Rp 5,684 triliun. Sebanyak 174 saham naik, 126 turun, dan 87 saham stagnan. Bank Sentral Jepang memberikan stimulus baru berupa menambah nilai pembelian exchange-traded fund (ETF) dan real estate investment trust, serta memperpanjang durasi portofolio di surat utang pemerintah Jepang.
Penguatan IHSG masih kalah dibandingkan dengan indek saham di bursa-bursa regional lain. Rata-rata penguatan indeks di bursa regional lebih dari 1%. Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini: Indeks Nikkei 225 terbang 755,56 poin (4,83%) ke level 16.413,76, Indeks Hang Seng melonjak 296,02 poin (1,25%) ke level 23.998,06, dan Indeks Komposit Shanghai melesat 29,10 poin (1,22%) ke level 2.420,18, dan Indeks Straits Times menanjak 33,82 poin (1,05%) ke level 3.268,13. [geng]
Aksi Beli Mendominasi, Pasar Uang Domestik Bergerak Positif